Hening ;
Menguatkan pikiran tidak
dilakukan dengan menggerakkannya seperti menguatkan tubuh, tetapi dengan
membuatnya diam, beristirahat, tenang, dan hening.”
Mengapa kita perlu hening?
Saat hening sebenarnya kita
mengistirahatkan pikiran dan melakukan charging aki psikis. Saat aki psikis
terisi penuh, maka menjadi tenang, dan pengendalian diri meningkat, tidak akan
mudah goyah atau terprovokasi dengan berbagai kejadian yang kita alami. Ibarat
sebuah gentong yang terisi penuh oleh air maka tidak akan mudah untuk bisa
menggoyang gentong ini. Namun bila gentongnya kosong siapa saja akan sangat
mudah menggoyang dan kalau perlu menggulingkan gentong ini.
Mengalir ;
Ada suatu filosofi yang pernah
diutarakan oleh filsuf yang sangat terkenal di jaman lampau, yaitu Heraclitus.
Beliau pernah mengutarakan satu filosofi yang sangat terkenal hingga kini :
Panta chÅrei kai ouden menei, yang artinya “Everything changes and nothing
remains still”. (http://en.wikipedia.org/wiki/Heraclitus).
Kalau di Indonesia, ada filosofi yang mirip dengan itu
Kalau di Indonesia, ada filosofi yang mirip dengan itu
“Segala sesuatu mengalir seperti
sungai.”
Apa maksudnya segala sesuatu itu
mengalir seperti sungai?
Awalnya, riak sungai itu tenang,
di tengah-tengah riak-riak berubah menjadi begitu kencang karena batu-batu
besar yang menghalangi aliran air.
Darimana datangnya aliran sungai
yang begitu kencang dan ribut tersebut?
Sungai bisa mengalir karena
berasal dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang rendah, selain itu ada
tenaga dari PLTA yang membantu menggerakkan aliran sungai tersebut.
Hal yang menarik lainnya, ketika
melewati bebatuan, ada air-air yang menabrak bebatuan, ada yang lewat dari
samping bebatuan.
Pada akhirnya, sebelum sampai ke
muara, aliran sungai semakin tenang dan tidak seribut sebelumnya.
Makin mendekat ke muara, semakin tenang, sampai tidak ada suara air yang terdengar.
Makin mendekat ke muara, semakin tenang, sampai tidak ada suara air yang terdengar.
Ada juga sungai yang lain, yang
lebih sempit, dimana sungai ini tidak ada bebatuan sama sekali, dan airnya
mengalir dengan sangat perlahan. sungai yang ini tidak terlihat menarik
dibandingkan sungai yang penuh riak-riak dan bersuara dengan begitu merdunya.
Kemudian bila kita asosiasikan
dengan kehidupan. Hidup kita berasal dan bersumber dari Yang Maha Kuasa dan
diberi nafas kehidupan oleh-NYA. Pada awal-awal kehidupan kita saat bayi, hidup
kita belum begitu dipenuhi masalah. Semua masalah diatasi oleh orang tua kita.
Saat anak-anak dan remaja, juga Orang tua masih bertanggung jawab sepenuhnya
atas hidup anak-anaknya. Tibalah saat dewasa, kita mulai melihat batu-batu
kecil menghadang di samping kiri dan kanan kita. Namun kita tetap harus
mengalir. Batu–batu besar pun mulai menghadang. Kita tidak menyerah, kita terus
mengalir. Kita bersemangat dan bergairah menghadapi hidup ini yang penuh
tantangan. Kita juga menikmati hiruk pikuk dunia dengan segala macam kenikmatan
yang ditawarkan oleh dunia.
Pada satu titik, batu-batu itu
mulai menghilang dari kehidupan kita. Hidup kita menjadi lebih tenang dan
damai. Kesuksesan, kekayaan, nama besar, semuanya sudah kita dapatkan. Segala
yang kita impikan rasanya sudah terwujud.
Apalagi yang mau kita cari di
dunia?
Saat itulah, kita merasakan
kebutuhan dan kerinduan yang besar untuk mencari dan intim dengan Pencipta
kita. Kita mulai menyingkir dari hiruk
pikuknya dunia, lebih banyak mencari saat-saat yang teduh, hanya untuk berdua
dengan Tuhan. Kekayaan kita yang kita kumpulkan
sejak muda dengan keringat dan banting tulang, sebagian besar kita sumbangkan.
Kita merasa bahwa itu tidak lagi penting, karena kita telah membuktikan
eksistensi kita pada dunia.
Di sisi yang lain, ada juga
orang-orang yang menghindari batu-batu, baik itu kecil atau besar dalam
hidupnya. Mereka lebih melarikan diri dari masalah-masalah mereka, tidak ingin
berhadapan dengan batu-batu dalam kehidupan mereka. Hidup mereka jadi hampa dan
tidak bergairah.
Sungai menggambarkan kehidupan
itu sendiri. Dengan adanya sungai, banyak kehidupan di sekelilingnya yang ikut
bertumbuh: rumput yang membentang, pepohononan tinggi menjulang serta
tanaman-tanaman yang meskipun liar tetapi indah dipandang.
Hidup kita juga seharusnya
seperti sungai, menjadi sumber kehidupan dan berkat bagi orang-orang yang ada
di sekeliling kita. Pada akhir kehidupan manusia,
manusia akan kembali ke tempat pertama-tama manusia diciptakan. Segala harta
kekayaan akan ditinggalkan dan bersatu kembali bersama-sama dengan Sang
Pencipta.
Bertindak ;
Bertindak ;
Mau tahu bedanya anak kecil dan
orang dewasa?
anak kecil : bertindak dulu, lalu
berpikir.
orang dewasa : berpikir dulu,
lalu bertindak. ( Jeffrey Rachmat )
"think carefully and act
dynamically"
Atau dalam terjemahan ke Bahasa
Indonesia: berpikir hati-hati dan cekatan (dinamis) dalam bertindak.
Pemahaman kutipan ini sebagai berikut :
Pemahaman kutipan ini sebagai berikut :
Think carefully,
Dalam hidup ada banyak pilihan.
Keberadaan kita sekarang merupakan hasil dari pilihan kita di masa lalu. Oleh
karena itu, kita harus bijak dalam memilih pilihan hidup. Kebanyakan orang
memilih kehidupan dengan sembarangan, dengan tidak pikir panjang. Kutipan ini
mengajarkan kita untuk berpikir secara bijak dan hati-hati. Kita harus
menimbang dengan jujur konsekuensi dan manfaat dari pilihan hidup kita.
Act dynamically,
setiap pilihan hidup harus
ditindaklanjuti dengan tindakan. Kita harus cekatan dalam bertindak, tidak
berlambat-lambat dan tidak malas. Kebanyakan orang yang sudah memilih pilihan
yang benar namun tetap standar hidupnya rendah adalah karena tindakannya yang
tidak berbarengan dengan impiannya. Nah, kita biasanya dapat bertindak
dengan all out (tanpa beban) adalah karena kita yakin akan pilihan kita.
Oleh karena itu, langkah pertama think carefully harus dilakukan terlebih dahulu.
Oleh karena itu, langkah pertama think carefully harus dilakukan terlebih dahulu.
Kalaupun pernah merasa down maka
cobalah mengingat kembali keputusan yang telah diambil, mudah-mudahan
tidak lama kemudian kita bisa bertindak dengan semangat lagi.
Ada banyak orang yang kehilangan
semangat dan antusias ketika berada dalam suatu proses, padahal dia sendiri
yang memilih proses tersebut. Aneh bukan? Aneh, namun kita sering berbuat
demikian.
Bahkan ada yang sampai menyesal ketika berada dalam suatu proses. Lagi-lagi karena pilihan hidup yang salah. Ada pula yang sudah memilih hal yang benar tapi bermalas-malasan ketika menjalani prosesnya.
So, think carefully and act dynamically.
(Diolah dari berbagai
sumber)
Bahkan ada yang sampai menyesal ketika berada dalam suatu proses. Lagi-lagi karena pilihan hidup yang salah. Ada pula yang sudah memilih hal yang benar tapi bermalas-malasan ketika menjalani prosesnya.
So, think carefully and act dynamically.